Perbedaan Sistem Kasta Bali
Sistem kasta Bali adalah suatu sistem organisasi
sosial yang mirip dengan sistem kasta India. Akan tetapi, sistem kasta India jauh lebih rumit daripada
Bali, dan hanya ada empat kasta dalam sistem kasta Bali.
Empat kasta Bali antara lain:
adalah sebuah golongan profesi (golongan karya) atau warna dalam agama Hindu di India. Warna ini merupakan warna yang paling rendah. Warna
lainnya adalahbrahmana, ksatria, dan waisya. Sudra adalah golongan karya seseorang yang bila hendak
melaksanakan profesinya sepenuhnya mengandalkan kekuatan jasmaniah, ketaatan,
kepolosan, keluguan, serta bakat ketekunannya. Tugas utamanya adalah berkaitan
langsung dengan tugas-tugas memakmurkan masyarakat negara dan umat manusia atas
petunjuk-petunjuk golongan karya di atasnya, seperti menjadi buruh, tukang,
pekerja kasar, petani, pelayan, nelayan, penjaga, dll.
Waisya
adalah
golongan karya atau warna dalam
tata masyarakat menurut agama Hindu. Bersama-sama dengan Brahmana dan Ksatria, mereka
disebut Tri Wangsa, tiga kelompok golongan keraya atau profesi yang menjadi
pilar penciptaan kemakmuran masyarakat. Bakat dasar golongan Waisya adalah
penuh perhitungan, tekun, trampil, hemat, cermat, kemampuan pengelolaan asset
(kepemilikan) sehingga kaum Wasya hampir identik dengan kaum pedagang atau
pebisnis. Kaum Waisya adalah kelompok yang mendapat tanggungjawab untuk
menyelenggarakan kegiatan ekonomi dan bisnis agar terjadi proses distribusi dan
redistribusi pendapatan dan penghasilan, sehingga kemakmuran masyarakat, negara
dan kemanusiaan tercapai.
Kesatria atau ksatria
adalah kasta atau warna dalam agama Hindu. Kasta ksatria
ini merupakan bangsawan dan merupakan tokoh masyarakat bertugas sebagai penegak
keamanan, penegak keadilan, pemimpin masyarakat, pembela kaum tertindas atau
lemah karena ketidak-adilan dan ketidak-benaran. Tugas utama seorang ksatria
adalah menegakkan kebenaran, bertanggung jawab, lugas, cekatan, prilaku
pelopor, memperhatikan keselamatan dan keamanan, adil, dan selalu siap
berkorban untuk tegaknya kebenaran dan keadilan. Di zaman dahulu ksatria
merujuk pada klas masyarakat kasta bangsawan atau tentara, hingga raja.
Zaman sekarang,
ksatria merujuk pada profesi seorang yang mengabdi pada penegakan hukum,
kebenaran dan keadilan prajurit, bisa pula berarti perwira yang gagah berani
atau pemberani. Kelompok ini termasuk pemimpin negara, pimpinan lembaga atau
tokoh masyarakat karena tugasnya untuk menjamin terciptanya kebenaran,
kebaikan, keadilan dan keamanan di masyarakat, bangsa dan negara.
Brahmana
adalah
salah satu golongan karya atau warna dalam agama Hindu. Mereka adalah golongan cendekiawan yang mampu
menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Di zaman dahulu,
golongan ini umumnya adalah kaum pendeta, agamawan atau brahmin. Mereka juga
disebut golongan paderi atau
sami. Kaum Brahmana tidak suka kekerasan yang disimbolisasi dengan tidak
memakan dari makluk berdarah (bernyawa). Sehingga seorang Brahmana sering
menjadi seorang Vegetarian. Brahmana adalah golongan karya yang memiliki kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan baik pengetahuan suci maupun pengetahuan ilmiah
secara umum. Dahulu kita bertanya tentang ilmu pengetahuan dan gejala alam
kepada para brahmana. Bakat kelahiran adalah mampu mengendalikan pikiran dan
prilaku, menulis dan berbicara yang benar, baik, indah, menyejukkan dan
menyenangkan. Kemampuan itu menjadi landasan untuk mensejahterakan masyarakat,
negara dan umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya,
menjadi manggala (yang dituakan dan diposisikan secara terhormat), atau dalam
keagamaan menjadi pemimpin upacara keagamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar